
Jelas buka cinta sejati ala Shakespeare,
ini cinta sejati yang sebenarnya. Hidup dan menua bersama. Hal ini juga
menambah pemahaman baru bagi saya. Bahwa benar orang tua bijak bilang bahwa,
tak usahlah kau memilih pasangan hidup karena hal-hal dunawi.
Oh ya benar, orang tua kita tak
salah, mengapa kita tidak boleh mengutamakan standar-standar dunia dalam
memilih pasangan hidup, karena waktu dengan kejam secara perlahan-lahan tanpa
ampun akan mengambil semua standar itu.
Misalnya saja kau bilang kau suka
pasanganmu karena ia tampan. Oh, dear. Di usia 60an semua kakek nenek sama
saja. Susah membedakan mana yang tampan atau tidak. Atau kau bilang kau pilih
pasanganmu karena dia kulitnya yang putih, aww, di usia senja hormone akan
membuat kulitmu yang putih berbintik-bintik hitam.
Atau kau bilang kau pilih
pasanganmu karena dia pintar. Aih, kecerdasannya jelas sudah tidak 100% lagi
ketika usianya menginjak 50. Mungkin tinggal 20% belum lagi pikun yang biasa
menyergap. Atau mungkin jika tidak pikun, mata dan telinga tidak setajam
dahulu, sehingga kecerdasannya jelas berkurang.
Bukannya tidak boleh memilih
pasangan dengan alasan di atas, tentu dibolehkan. Rasul saja bilang boleh kok. Hanya
saja jangan digunakan sebagai pertimbangan utama. Carilah ia yang hatinya baik,
setia, menyenangkan. Siapa yang tidak bahagia menua bersama orang seperti ini. Seperti
nenek dan kakek-kakek kita yang masih hidup bersama sampai tua.
P.S : I am talking to myself
actually.
0 komentar:
Posting Komentar