Minggu, 26 September 2010

Anak muda di Indonesia krisis keteladanan menurut Elang Gumilang..
keren banget ya kata-kata ini..
Photobucket

saya jatuh cinta sama sosok ini gara-gara kemarin liat acara di TVRI yang bintang tamunya dia..
milkysmile

Ini bukan kali pertama saya liat dia di TV, sebelumnya saya sering liat dia di metrotv yang diundang juga sebagai narasumber di sebuah acara..
Elang adalah seorang young enterpreneur yang memulai bisnisnya di usia yang sangat muda..
ini webnya buat yang mau liat profilnya www.elanggumilang.com
milkysmile

kata-kata " anak muda Indonesia mengalami krisis keteladanan " sangat menginspirasi saya
Sebenarnya sebagai seorang Muslim kita punya teladan yang sempurna yaitu Nabi kita Rosullah..
tapi sebenarnya kita toh juga bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita
bukankah dalam sebuah hadits
dikatakan

Khairun naasi anfa’uhum linnaas.
”sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain."
Photobucket



Seperti kata seorang teman saya Photobucket
yang care enough sama lingkungan,"Lets do something,it's about green" Photobucket
yang kemudian secara tidak langsung diteladankan ke saya.
Yah meskipun saya baru sebatas -gak pake pipet,gak buang sampah sembarangan dan mengurangi pake bahan2 yang gak bisa di recycle- dan belum se-extrem dia
Photobucket

Photobucket



Berarti..
sebenarnya siapapun kita, bisa menjadi teladan bagi orang lain, misalnya seorang kakak bisa jadi teladan yang baik untuk adiknya..
Photobucket



Alangkah kerennya kalo semua orang berusaha memberikan teladan yang baik untuk lingkungannya..
jadi bagaimana dengan Anda..?
Dan yang terpenting bagaimana dengan saya?
Sudahkah saya menjadi teladan yang baik untuk lingkungan saya..
#think#
Photobucket

Minggu, 27 Juni 2010

Baru aja ngeganti kutipan favorit saya..
Yang tadinya “extraordinary girl”, jadi “ordinary girl”..
Entah apa yang terjadi dalam diri saya..milkysmile 

Is it sign of maturity?

Kebetulan KTI saya tentang remaja dan emang ada teori yang bilang bahwa salah satu ciri menuju kedewasan adalah hilangnya rasa ke“aku”annya..

Tapi apa justru ini adalah tanda kehilangan kepercayaan diri dan pesimistis?
Yang juga berarti sign of maturity sii..
Bukankah cuma orang dewasa yang sering pesimis terhadap masa depan, orang dewasa yang selalu takut akan sesuatu yang belum pasti terjadi..
Gak ky anak kecil yang gak pernah takut dengan ketidakpastian..

Apapun yang saya alami, intinya adalah saya beranjak dewasa..

milkysmile


21 tahun..
padahal 21 tahun tergolong dalam remaja akhir menurut WHO..
*Well,tp at least pada umur segini masi ada yang menganggap saya remaja..

*sedikit bahagia*milkysmile

Sabtu, 29 Mei 2010

up,up,up




Udah pada nonton film up blon...
saya baru beberapa minggu yang lalu nonton film tersebut dan menurut saya ini film yang strongly recommended lah..

Film ini menceritakan kehidupan seorang kakek bernama Carl Fredricksen (Edward Asner) yang berusaha untuk memenuhi mimpi mendiang istrinya. Carl kecil adalah seorang anak pemalu yang mengidolakan seorang penjelajah bernama Charles Muntz (Christopher Plummer). Suatu hari, ia bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Ellie (Elizabeth Docter) yang juga mengidolakan Muntz. Sejak saat itu, mereka bersahabat dekat. Ellie memiliki ambisi untuk membangun “klub penjelajah”nya di tepi air terjun Paradise di Tepui, Amerika Selatan. Mereka berdua pun bersumpah akan melaksanakan mimpi itu.

Beranjak dewasa, Carl dan Ellie pun menikah. Mereka terus mengingat mimpi mereka dan berusaha untuk mewujudkannya. Ellie bekerja sebagai penjaga kebun binatang dan Carl menjadi penjual balon gas. Bersama-sama, mereka giat menabung untuk bisa pergi ke air terjun Paradise. Namun, simpanan tersebut selalu saja terpakai untuk kebutuhan mendesak lainnya.



Carl dan Ellie hidup berdua sampai mereka lanjut usia. Mereka tidak memiliki keturunan karena Ellie tidak bisa hamil. Saat Carl berhasil mengumpulkan uang dan berniat mengajak Ellie ke air terjun Paradise, Ellie sakit dan akhirnya meninggal. Carl sangat terpukul dan menjadi orang yang tertutup.


Sepeninggal Ellie, Carl menjadi uring-uringan. Ia bertengkar dengan salah satu pekerja industri yang membuatnya harus pindah ke panti jompo. Saat dijemput, Carl melarikan diri dengan cara menerbangkan rumahnya dengan 10.000 balon gas. Ia berniat untuk pergi dan mendaratkan rumahnya ke air terjun Paradise, seperti mimpi Ellie. Tak disangka, seorang anak yang sedang berusaha mendapatkan lencana pramuka terakhirnya, Russell, juga ikut terbang bersamanya karena bersembunyi di teras rumah Carl. Maka, mereka berdua pun memulai petualangan seru menuju Amerika Selatan.


Selama perjalanan menuju air terjun, Carl dan Russell bertemu banyak tokoh, seperti Kevin, seekor burung raksasa sejenis burung unta dan Dug (Bob Peterson), anjing pintar yang memiliki kalung canggih yang bisa membuatnya berbicara. Carl juga bertemu idola masa kecilnya, Charles Muntz, yang ternyata masih hidup dan berusaha untuk mengumpulkan bukti untuk penemuannya.


Konflik batin pun melanda Carl. Apakah dia harus membantu Russell menyelamatkan Kevin dari kejaran Muntz dan mengembalikan Kevin ke sarangnya atau melanjutkan misinya untuk membawa rumahnya ke tepi air terjun Paradise? Kebahagiaan seperti apa yang sebenarnya dicari oleh Carl?


Film yang Menyentuh
Up tidak hanya menyuguhkan kecanggihan animasi 3D saja. Film ini memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi karena berhasil merangsang emosi penonton. Ekspresi cinta antara Carl dan Ellie tergambarkan dengan manis. Begitu juga wujud kesedihan Carl ketika kehilangan istri tercintanya. Film ini juga berusaha menyampaikan pesan yang dalam mengenai arti dari sebuah pengorbanan demi mendapatkan sebuah kebahagiaan yang sempurna.(LUQ)


Tanggal rilis : Rabu, 29 Juli 2009
Genre : Animasi
Durasi : 96 menit
Sutradara : Pete Docter
Produser : Jonas Rivera
Pengisi suara : Edward Asner, Jordan Nagai, Elizabeth Docter, Christopher Plummer, Bob Peterson
Produksi : Pixar Animation Studios
http://www.chip.co.id/movies/review-film-up.html

Senin, 15 Februari 2010

dreams!!!

Finally, tercapai juga keinginan saya untuk bisa mengisi blog saya ini dengan tulisan saya.^^
Bukannya tidak ada waktu, tapi rasanya enggan sekali mulai mengetik sesuatu di blog ini.

Lalu pertanyaanya mengapa kali ini saya mau mem-posting kisah ini..
Jawabannya adalah karena mimpi-mimpi saya menggoda saya kembali,setelah semalam saya membaca kembali buku “Pagi ini aku cantik sekali” karya Azimah Rahayu.Tulisannya tentang cita-cita mengilhami saya untuk memulai kembali menata mimpi saya yang selama ini membeku.

Ketika semangat untuk menghidupkan mimpi-mimpi itu kembali, saya jadi teringat sahabat-sahabat saya sewaktu SMA, Febri Melsanita dan David Candra Purnama. Kami berjanji 10 tahun lagi, kami telah punya buku karangan kami sendiri dan beredar di toko buku, karena kami suka menulis.

Mimpi remaja kami.

Kenapa saya sebut itu sebagai mimpi…
Karena mimpi itu lebih kuat dibanding sekedar cita-cita. Mimpi itu mendarah daging. Terbawa hingga di alam bawah sadar kita, tidak sekedar cita-cita atau harapan.

Banyak sekali mimpi-mimpi yang ingin saya wujudkan. Dalam waktu dekat ini, mimpi saya adalah segera lulus kuliah dan segera bekerja ( saya yakin teman-teman seangkatan saya pun punya mimpi yang sama, ya kan guys?^ ^ )

Tapi saya merasa malu jika menelaah kembali sudah seberapa kuat saya memperjuangkan mimpi saya tersebut. Saya malu mengingat tingkah laku saya akhir-akhir ini, menghabiskan waktu berjam-jam menonton DVD, mendengarkan musik yang liriknya sama sekali tidak menyemangati, menghabiskan waktu untuk tidur dan tidak melakukan apa-apa, KTI terbengkalai dan terabaikan karena beberapa kali ditolak untuk melakukan presurvey, buku target partus rasanya sudah berdebu karena sudah lama tidak saya sentuh. Tak ada tindakan nyata untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya tersebut.

Saya jadi ingat cerita Thomas Alfa Edison yang mencoba beribu-ribu kali agar lampunya menyala. Bayangkan saja jika ia putus asa dalam usaha ke-5 nya misalnya, jangan-jangan sekarang kita masih menggunakan lampu minyak untuk kehidupan sehari-hari ( hehe! Sedikit berlebihan ni..)

Well, saat ini saya hanya ingin mengingatkan diri saya, sudah tak ada lagi waktu untuk menyerah, tak ada lagi waktu untuk meratapi mimpi yang tak kunjung jadi kenyataan, karena mimpi tak akan datang sendiri tanpa perjuangan. Karena saya sudah di tengah lautan sekarang, tak mungkin kembali ke tepi, ditambah lagi jatah usia 20 tahun sudah hampir saya lewati. Apa yang bisa saya katakan kepada malaikat jika nyawa saya diambil ketika saya belum melakukan apa-apa untuk diri saya, keluarga saya dan lingkungan saya.

Seperti lirik lagu Gigi – tegarlah sang pemimpi!! –
 
Blog Design By Use Your Imagination Designs With Pictures from Pinkparis1233
Use Your Imagination Designs