Minggu, 22 Juli 2012

Do not judge people by their tweets!

Do not judge people by their tweets!

Fenomena menghakimi orang dari apa yang mereka tulis mulai menjamur
terutama di kalangan anak muda. Apalagi semenjak twitter menjadi
sangat populer.

Saya sendiri juga dulu mungkin sering menilai/menghakimi orang lain
dari tweets mereka. Hingga suatu kejadian membuat saya mengubah cara
pikir saya.

Waktu itu jam solat magrib. Saya sedang diharamkan untuk solat ( you
know what I mean ya ). Sedang asyik2nya saya twitteran, eh seorang
follower mention saya dan mengatakan "magrib ko gak solat."

Saya sedikit sebel ketika membacanya,tp kemudian saya sadar, si orang
tersebut menilai saya gak solat karena dia gak tau saya sdg
'berhalangan'.

Kejadian yang sama jg pnh terjadi sama seorang motivator, dia
dibilangin gak solat karena twitteran terus. Padahal dia ada di
wilayah WITA yang magribnya sudah 2 jam lalu. Si motivator bahkan
sudah solat isya.

Dari situ saya belajar. Saya gak bisa menilai atau menghakimi
seseorang dari tweets mereka. Tweet gak bisa dipakai buat menilai
sifat seseorang. Tweet gak bisa dipakai buat menilai kebiasaannya.
Saya sadar orang yang sudah kenal lama dan sering berinteraksi saja
belum tentu tau saling tau sifat masing2.

Jangan pernah deh menyimpulkan seseorang dari 'yang terlihat' saja.

Kalau seseorang gak ngetweet tentang solat, bukan berarti dia gak solat kan.

So, don't judge people by their tweets ya kakak..! :)

Jumat, 20 Juli 2012

Marhaban Ramadhan..
Alhamdulillah ya dikasih kesempatan ketemu lagi sama Ramadhan tahun ini.. :)


Saya agak terganggu si semalam sama perdebatan di social media tentang
puasa-hari-apa..
Beberapa orang di socmed itu berdebatnya pake 'tanda seru' yg bikin
pembacanya ( baik yg sengaja baca atau tidak ) ngerasa sedikit jengah..
Ah, kalau saya sih gak terlalu peduli sama perbedaan itu..
Well karena saya percaya tiap orang punya dasar kuat kenapa memilih hal
tersebut..
Jadi menurut saya, gak perlu pake ribut2..


Bukankah perbedaan itu anugerah..
Bayangin kalau gak ada perbedaan, tentang awal puasa ini misalnya, kita kan
jadi gak berusaha mencari tahu mana yg paling benar, kita jadi gak belajar,
kita jadi gak berkembang jadi lebih baik..
Perbedaan itu biasa, cuma banyak yg belum terbiasa..


Saya sudah mulai terbiasa dgn perbedaan..
Seperti waktu di asrama, temen kamar sebelah saya non muslim dan kami as a
muslim biasa aja malah akrab sekali..
Mereka sembahyang dan kami solat..
Gak ada yg saling mengganggu dan gak ada saling benci dalam masalah ibadah
walaupun kami begitu berbeda..
Atau tahun kemaren lebaran saya dan my BBF ( best boy friend :D ) aja beda
hari, dan kami biasa aja..
Gak ada marah2an..


Jadi, bagaimana kalau kita saling menghargai pilihan masing-masing,
sementara kita mencari metode mana yg paling benar..
Gak usah ada marah2an..
Kita kan sama2 muslim.. :)


okesip..
Selamat ramadhan.. :)
semoga target ramadhannya tercapai..

Cek!

I just want to cek this app!

Minggu, 01 Juli 2012

Natane

Komik ini bercerita tentang Sichimi yang tinggal di rumah Karakuri setelah ibunya meninggal. Di rumah ini dia punya 7 saudara berbeda ibu tapi ayah mereka sama. Kemudian mereka memutuskan untuk berpetualang mengunjungi makam ibu mereka masing-masing. Dalam perjalanan itulah mereka akhirnya mengetahui siapa ayah mereka dan siapa yang bukan saudara kandung mereka ( bukan satu ayah ) dan ternyata dia adalah natane.


Mitsuru Adachi dengan lucunya menggambarkan setting ceritanya seperti zaman edo yang kadang-kadang modern, tapi Adachi sering mengingatkan pembacanya kalau setting ceritanya bukan di bumi, tapi di planet lain. Dan dengan cerdasnya semua nama di komik ini adalah puns ( punya dua makna, kalau di indonesia homonim ) bahan-bahan pembuat bubuk cabe.


Komik ini keren juga untuk dibaca.

Sherlock Holmes comics

Sherlock Holmes versi manga yang ditulis ulang oleh Morihiko Ishikawa ini gak keluar jauh dari versi novelnya. Saya gak tau ada berapa seri komiknya, tapi saya sudah baca 10 seri komiknya. Kalau ditanya seri nomor berapa yang paling favorit, saya jawab semuanya. Semuanya Inggris banget. Setting ceritanya, nama-nama tokohnya, and everything is so British. milkysmile



Masih tetap menceritakan bagaimana Holmes, ditemani dr. Watson, yang bisa dengan akurat menebak seseorang dengan logical reasonnya. Walaupun hampir mirip dengan versi novelnya, tetap saja ada perbedaan yang signifikan. Versi manganya much more simple. Tidak terlalu berat untuk dibaca. Beberapa jawabannya bahkan bisa ditebak dengan mudah. Tapi, thanks to Ishikawa-san yang bikin komik ini lebih ringan dibaca.



Tapi, di komik ini terlalu banyak keterangan tambahan tentang pound, shilling. Sebenarnya penting sih, tapi too much. Hampir di setiap halaman catatan kakinya ada tambahan.




Yang masih paling saya ingat dalam komik ini adalah betapa penyakit demam berdarah sangat langka di Europe, sangat langka dan sangat mematikan. Ini menjadi fokus saya, karena saya seorang petugas kesehatan


Dan saya baru tau kalau di tahun 1800-an ( setting cerita ini ) belum ada mobil. *Mobil ditemuin taun berapa sih, anyway milkysmile


Kalau  suka conan, kamu juga harus suka sama Sherlock Holmes, karena Shelock Holmes itu induknya conan, istilahnya begitu. Aoyama Gosho banyak sekali mengadaptasi dari novel Sherlock Holmes.
Nama Conan sendiri aja diambil dari Sir Arthur Conan Doyle penulis Holmes. Beika dari Baker Street di London.


I'm a biggest fan of detective stories. So, if you are also love detective stories, you should read this milkysmile



 
Blog Design By Use Your Imagination Designs With Pictures from Pinkparis1233
Use Your Imagination Designs