Rabu, 21 Desember 2011

5 cm




Judul : 5 cm
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun terbit : 2005

“Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu, jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang, 5 cm di depan kening kamu jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang selalu berdoa.” (hal.362)

Sang penulis dengan baik membuat pembaca tertarik ketika pertama kali melihat cover novel ini, yang secara keseluruhan berwarna hitam polos dengan tulisan 5 cm pada cover depan. Pembaca mungkin tak menyangka bahwa novel ini bergenre motivasi jika tidak membaca synopsis novel pada cover belakang. Donny Dirgantoro sang penulis tampaknya menyukai angka-angka tertentu yang kemudian diabadikan menjadi novel-novel karyanya, bisa dilihat pada novel keduanya yang juga menggunakan angka yaitu “2”.

5 cm bercerita tentang persahabatan 5 orang yaitu Ian, Genta, Arial, Zafran, dan Riani yang bersahabat sejak di bangku SMA hingga kuliah. Persahabatan mereka diwarnai hitam putih khas remaja. Mereka memiliki hobi yang sama, mereka suka berpetualang, mencoba segala hal baru. Mereka menyukai film Hollywood, juga film Indonesia seperti Benyamin, mereka menyukai filsafat, mereka suka lagu, mereka suka mengutip quotes.

Namun 7 tahun bersama membuat mereka merasa perlu berhenti sejenak dari kebersamaan mereka. Mereka berjanji untuk tidak berkomunikasi selama 3 bulan. Selama tiga bulan itu, pengalaman mereka diperkaya. Pengalaman yang kemudian menjadi titik awal perubahan pandangan mereka tentang keyakinan mengenai cita-cita, mimpi, dan cinta. Setelah 3 bulan berpisah mereka merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan menuju Gunung Mahameru. Perjalanan yang kemudian memperkuat keyakinan mereka. Layaknya novel remaja pada umumnya, novel ini juga menyajikan kisah percintaan anak muda diantara mereka. Bagimana Arial menyukai Indy atau Genta yang diam-diam memendam perasaan terhadap Riani. Meski begitu novel ini jauh dari cerita anak muda yang hedonis dan matrealistis yang mendominasi novel-novel pada umumnya.

Novel ini ditulis dengan apik oleh sang penulis. Novel ini tidak hanya menyuguhkan tentang motivasi dalam mengejar mimpi, tapi juga menyulut kecintaan terhadap tanah air. Untaian kata-katanya menggugah semangat nasionalisme pembaca. Penulis dengan sangat baik memasukkan unsur-unsur kecintaan kepada Tanah Air Indonesia, tanpa menggurui, dengan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti anak muda. Selain menyampaikan bahwa mimpi dan cita-cita adalah sesuatu yang harus diperjuangkan, penulis juga menyampaikan pemuda harus melakukan sesuatu dengan berkarya untuk negara kita. Karena dibalik bobroknya birokrasi negara ini, ibu pertiwi tetap menyediakan tanahnya untuk kita, tetap menyediakan airnya, udaranya untuk kita. Sangat kontras dengan sikap skeptic banyak pemuda terhadap sistem di negara ini. Hal ini mendorong pembaca bertanya kepada diri sendiri balasan apa yang sudah kita lakukan untuk negara kita. Novel ini juga membuka mata pembaca bahwa di luar zona nyaman kita, banyak orang lain yang masih kekurangan di negara kita. Tema ke-tanah air-an ini tidak banyak diusung oleh novel-novel motivasi.

Tulisan dalam novel ini mudah dipahami. Penulis tidak menggunakan banyak diksi sehingga pembaca akan merasa bahwa buku ini tidak “berat” untuk dibaca, namun tetap menjadikannya karya yang literer. Tengok saja bagaimana penulis menyampaikan teori relativitas Einsten dengan sangat sederhana sehingga mudah dipahami.

Selain kemampuan menyampaikan idenya cerita dengan sangat baik, penulis juga tampaknya mempunyai wawasan yang luas.. Pembaca bisa melihat wawasan penulis yang luas, mulai dari wawasan mengenai berbagai jenis musik. Banyak sekali lirik lagu yang dikutip sang penulis, sebut saja The Cure, Coldplay, Sinatra, Coklat, Utha Likumahua. Penulis juga beberapa kali membahas tentang beberapa filsuf seperti Socrates dan Plato. Juga beberapa cerita mengenai Einsten atau Nobel.

Penulis juga tampaknya telah melakukan riset ketika menggambarkan perjalanan mendaki puncak Mahameru. Setiap detail dideskripsikan dengan baik, membuat pembaca seperti langsung merasakan angin dingin kaki Mahameru, atau suasana mistis Arcopodo, atau bunga-bunga edelweiss di sepanjang perjalanan menuju puncak mahameru.

Dibalik seriusnya tema cerita ini, penulis tetap menyelipkan humor-humor yang membuat kita tetap bisa tersenyum membaca novel ini.

Alur cerita ini maju-mundur. Meskipun begitu pembaca tetap dapat mengerti alur cerita ini, karena penulis tidak berbelit-belit.

Penokohan juga dijelaskan dengan baik karena penulis memperkenalkan semua tokoh utama pada bagian awal novel, sehingga pembaca tidak perlu menebak-nebak karakter tokoh. Semua tokoh memiliki keunikan masing-masing yang digambarkan seperti manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun ada beberapa kekurangan dalam novel ini. Terdapat beberapa leluconan khas remaja yang sedikit vulgar pada awal-awal cerita. Beberapa bagian cerita juga tampak monoton, misalnya ketika mereka menuju Malang meggunakan kereta api. Perjalanan yang mewati Cirebon, Jogjakarta, Blitar, Malang memang dideskripsikan dengan sangat detail dan indah namun karena terlalu sering diulang sehingga pembaca akan merasa sedikit bosan. Kemudian konflik pada novel ini juga kurang memiliki klimaks. Konfliknya terlalu sederhana, seperti ketika Ian yang kepalanya terbentur dan pembaca sudah hampir larut dalam suasana sedih karena menyangka Ian akan meninggal , namun tiba-tiba Ian sadarkan diri membuat sebuah anti klimaks dalam cerita ini. Namun secara keseluruhan pembaca tetap tak bisa berhenti ketika membaca novel ini, karena pembaca akan penasaran dengan ide-ide yang disuguhkan oleh penulis.


P.S : buku ini saya review karena sesuai dengan syarat, yaitu ada angka pada judulnya..:)

2 komentar:

Oky mengatakan...

Mba oca makasih uda berpartisipasi dalam kontes akhir tahun ini :)

Reviewnya bagus!
Jadi makin penasaran deh sama buku ini... (maklum, belum baca) :P

Oh iya, mba jangan lupa ya kasih alasan kenapa pilih buku ini untuk kontes, sesuai syarat dan ketentuan aja ya :)

occacaca mengatakan...

wah terima kasih mbak okeyzz sudah mampir ke blog saya.. :)
*blushing*

saya pilih novel ini karena judulnya ada angka 5 nya..
sesuai sama syarat keduanya..

nah, apa saya harus re-submit lagi ya mbak buat masukin alasan saya kenapa milih buku ini..
atau cukup lewat komentar ini aja mbak..
makasii mbaak.. :)

Posting Komentar

 
Blog Design By Use Your Imagination Designs With Pictures from Pinkparis1233
Use Your Imagination Designs