Masih melekat di ingatan saya cerita di salah satu rubrik sebuah
kabar lokal tentang seorang anak petani coklat yang yang tidak mampu membeli
coklat di sebuah swalayan. Cerita itu masih sangat melekat di otak saya karena ceritanya
sangat menyentuh sekaligus memprihatinkan. Rasanya sangat miris membayangkan
petani coklat, penyuplai bahan baku coklat yang bahkan sudah diekspor, tidak mampu
membeli coklat. Dan ini sebuah relita, berapa banyak sih petani coklat yang
hidupnya makmur.
Lalu saya pikir, pasti ada yang salah di negeri saya
Kalau diingat-ingat lagi, banyak sekali paradoks di negeri
saya.
Misalnya, banyak sekali anak-anak kecil di kota besar di
negeri saya ini yang sudah terkena obesitas karena kelebihan zat gizi. Sementara di bagian negeri saya yang lain tidak kalah banyak anak
kecil yang kekurangan zat gizi.
Jadi pasti ada yang salah di negeri saya.
Banyak juga anak-anak muda yang setiap bulannya ganti gadget
terbaru, sementara sebagian yang lain bahkan belum punya akses listrik di
lingkungannya sehingga harus belajar pakai lampu minyak.
Jadi pasti ada yang salah di negeri saya.
Atau ada juga anak-anak muda yang suka pamer mobil ke
sekolah, sementara yang lain harus berjalan naik turun gunung menyebrang sungai berjalan kaki
untuk sampai ke sekolah.
Jadi pasti ada yang salah di negeri saya.
Atau sementara sebagian punya banyak pilihan sekolah, mau
sekolah standar nasional atau internasional, mau sekolah di dalam negeri atau
luar negeri, sementara sebagian yang lain harus bekerja keras mencari
uang untuk melanjutkan ke SMA.
Jadi pasti ada yang salah di negeri saya.
Atau sebagian udah pake google buat belajar,
sementara sebagian yang lain bingung mau belajar dari buku apa, karena buku di
perpustakannya masih buku tahun 1990-an.
Jadi pasti ada yang salah di negeri saya.
Mungkin ini salah saya ya karena saya belum bisa melakukan
apa-apa buat negeri saya.
Atau mungkin ini salah kamu.
Atau justru ini salah mereka.
Atau sebenarnya ini
salah kita semua yang masih saja berpangku tangan.
P.S : Idul Adha sebentar lagi, mari berkurban. Sebuah langkah kecil yang jika dilakukan oleh semua muslim yang 'berkelebihan' akan sangat berarti buat sesama. Happy kurban. :)
0 komentar:
Posting Komentar